SEJARAH PDKB di INDONESIA
(Sumber :
pdkb.pln-pusdiklat.co.id)
Bagi karyawan PT Perusahaan
Listrik Negara (PLN) di seantero nusantara ini, terutama di jajaran distribusi
agaknya tidak asing lagi mendengar istilah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan
(PDKB).
Sejak tahun 1974
sebenarnya PLN telah melakukan persiapan dan pengadaan peralatan PDKB-TM dan
pada tahun 1985untuk
peralatan PDKB-TT/TET serta pada tahun yang sama telah dilaksanakan pelatihan PDKB secara ”off-line”
di Udiklat Cibogo, namun belum dapat diaplikasikan secara “on
line” karena belum adanya undang – undang atau peraturan yang
menunjang pelaksanaan pemeliharaan bertegangan.
Sejarah PDKB di Indonesia sebetulnya belum begitu panjang kalau dihitung dari pelaksanaan pertamanya pada 10 November 1993 di
PLN Udiklat Semarang yang dikenal dengan Pencanangan Pelaksanaan PDKB di
Indonesia oleh Dirjen Listrik dan Pengembangan Energi waktu itu, Prof Dr Artono
Arismunandar.
Pencanangan itu didahului dengan terbitnya
Keputusan Dirjen Listrik dan Pengembangan Energi Nomor : 73-12/40/600.1/1993
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan.
SEJARAH PDKB TEGANGAN MENENGAH (PDKB-TM)
Sejarah PDKB-TM diawali dengan Pelatihan Tim PDKB-TM untuk
pertamakalinya diadakan pada awal tahun 1994 sebagai angkatan I dengan peserta
yang berasal dari PLN Cabang Tangerang dimana durasi pelatihan Tim PDKB-TM
dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dan dilanjutkan dengan Pelatihan Tim PDKB-TM
angkatan berikutnya yang diikuti oleh peserta berasal dari Cabang yang lainnya.
Pada tahun 1995 PLN telah melaksanakan pengadaan peralatan
PDKB-TM sebanyak 13 set untuk PLN Cabang dan sampai saat ini telah 27 Tim
PDKB-TM memiliki peralatan yang lengkap dan kepada Tim PDKB-TM telah diberikan
juga pelatihan oleh instruktur PDKB yang telah menyelesaikan tugas belajar di
EDF Prancis.
Sejak tahun 1995 PDKB-TM telah diimplementasikan oleh PLN Cabang
hingga saat ini.
SEJARAH PDKB TEGANGAN TINGGI (PDKB-TT)
Sejarah PDKB-TT
diawali dengan Pembentukan tim PDKB dengan
Surat Keputusan (SK) Nomor : 152.K/020/DIR/2003 tanggal 6 Juni 2003 tentang Tim
Persiapan dan Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan untuk Tegangan
Tinggi dan Tegangan Ekstra Tinggi.
Tim tersebut adalah Berlin Simarmata (Kantor
Pusat) sebagai Ketua, Basuki Prayitno (P3B) sebagai anggota. Sedangkan Tim
Implementasinya diketuai oleh Djoko Hastowo (P3B), sekretaris Yanuar Hakim
(P3B) dan anggota lainnya sebanyak sembilan orang. Tim tersebut selanjutnya
bertugas mempelajari perlu tidaknya tim PDKB di PLN.
Sementara itu, dibelahan dunia lain, terutama
negara-negara maju, bahkan sejumlah perusahaan asing yang beroperasi di
Indonesia, sudah lebih dulu melaksanakan PDKB. PLN sudah memiliki rencana untuk
melaksanakan pemeliharaan dengan cara PDKB bersamaan dengan dibangunnya SUTET
500 kV.
Di negara tetangga seperti Malaysia dan
Thailand sudah jauh-jauh hari melakukan PDKB dan di dalam negeri sendiri pun,
untuk PT Caltex Pasifik Indonesia (CPI) di Propinsi Riau telah melaksanakan
PDKB meskipun hanya memiliki daya listrik 500 Mega Watt (MW) atau jauh di bawah
milik PLN P3B – JB yang mempunyai beban puncak mencapai 16 ribu MW.
Dari hasil kajian di dapat bahwa PLN sudah
sangat memerlukan Tim PDKB guna pemeliharaan transmisi, kemudian pada tahap
awal manajemen berpendapat diperlukan sedikitnya personil baru sebanyak empat
grup yang masing-masing terdiri 6-7 orang sehingga diperlukan sebanyak 24 orang
tenaga inti. Mereka yang akan disaring dalam rekrutmen personil PDKB Transmisi
ini harus memenuhi kualifikasi yang relatif ketat karena jenis pekerjaannya
memang sedikit berbeda dengan pekerjaan karyawan PLN lainnya.
Pada Mei 2003, tim bayangan implementasi yang
sebagian besar dari P3B juga telah melakukan serangkaian persiapan antara lain
pendataan dan pencarian pegawai PLN yang untuk dilibatkan dalam pekerjaan itu,
termasuk penjajakan ke sejumlah pegawai yang terlibat di PDKB Distribusi. Dari
langkah tersebut akhirnya, dihasilkan gambaran kebutuhan SDM awal dari PDKB
Transmisi ini yakni sebanyak 36 personil SDM baru.
Sejak 30 juni sampai dengan 4 juli 2003 Tim
Implementasi melaksanakan benchmark ke PT.Caltex Pasifik Indonesia,
kemudian dilanjutkan benchmark ke EGAT Thailand tanggal 14 s/d 17
juli 2003.
Dalam proses seleksi dari 36 orang pegawai PLN
yang berminat di dapat 10 orang untuk dididik menjadi supervisorPDKB,
sedangkan dari 400 orang pelamar yang masuk kualifikasi terpilih 36 orang yang
akan di didik sebagai pelaksana (linesman) PDKB.
Pelatihan pengawas (supervisor)
PDKB dilaksanakan di Omaka Training Centre - New Zealand selama 25 hari dari
tanggal 3 juli s/d 9 september 2003 yang dilanjutkan pelatihan di Udiklat Bogor
pada 16 april s/d 24 mei 2004.
Tepatnya 9 september 2003 persiapan SDM
pelaksana sebanyak 36 orang hasil seleksi, yang diawali pendidikan kesamaptaan
selama 1 (satu) bulan di SPN Banyu Biru, dilanjutkan pendidikan transmisi off-line di Udiklat Semarang selama 6 (enam)
bulan, kemudian para calon pelaksana PDKB melaksanakan On Job Training di 3 (tiga) Region, yaitu Region
Jakarta dan Banten, Region Jawa Barat, dan Region Jawa Timur dan Bali selama 1
(satu) bulan. Pendidikan pemeliharaan secara bertegangan/PDKB dilaksanakan di
Udiklat Bogor selama 2 (dua) bulan. Sejak 8 september 2004,supervisor dan pelaksana PDKB melaksanakan
Pekerjaan Dalam Keadaan bertegangan (PDKB) di Region Jakarta dan Banten, Region
Jawa barat, Region Jawa Tengah & DIY, dan Region Jawa Timur dan Bali.
Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro
mendeklarasikan operasional PDKB TT/TET secara resmi pada 27 Oktober 2004
bertepatan dengan HLN ke – 58. Terhitung saat itu PT PLN (Persero) telah
memiliki Tim PDKB TT/TET yang tersebar di 4 region P3B Jawa Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar